Anakanak, hendaklah "telingamu memperhatikan hikmat ayat 2a" memperhatikan dan mendengarkan didikan Tuhan melalui orang tua dan selalu berdoa "menujukan suaramu kepada kepandaian ayat 3b" meminta hikmat yang benar kepada Tuhan. Amin. DOA: Kami mensyukuri segala kemurahan-Mu yang kami alami dan nikmati sampai detik ini.
– Kehadiran orang tua menjadi hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang sang buah hatinya. Sayangnya, tuntutan pekerjaan bisa membuat orang tua super sibuk dan jarang bisa menghabiskan banyak waktu bersama anak. Bahkan sampai untuk mengasuhnya. Ada cara jitu supaya tumbuh kembang anak tetap terjaga, namun  dapur tetap bisa “ngebul“. Zaman memang sudah berbeda. Orang tua harus cerdas dengan selalu mempelajari ilmu parenting di era seperti saat ini, sehingga tahu bagaimana cara mendidik yang tepat. Sibuk bekerja bukan berarti orang tua harus menggadaikan kebersamaan dengan anak. Orang tua harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dengan aktivitas bersama anak. Biasanya, jika kedua orang tua sibuk bekerja, anak akan dititipkan ke kakek-nenek, saudara, pengasuh, atau ke tempat penitipan anak. Ada tips yang setidaknya bisa dilakukan orang tua untuk tetap mengasuh anaknya dengan baik. “Dipastikan dulu jika orang tua bekerja anak harus dititipkan kepada orang yang dipercaya. Kata kuncinya orang yang dapat dipercaya, entah kakek, nenek, saudara, pengasuh, atau tempat penitipan,” papar psikolog anak sekaligus Kaprodi Pendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Sebelas Maret UNS Anayanti Rahmawati. Sebelum memutuskan memilih orang yang dipercaya untuk mengasuh anak, pastikan juga pengasuh juga bisa diajak kerja sama. Seperti soal makanan, apa yang boleh, dan tidak boleh dimakan. “Pengasuh harus dapat diajak kerja sama. Misalnya sudah ada aturan anak tidak boleh makan permen. Nah, itu pengasuhnya juga harus bisa diajak kerja sama supaya anak tidak makan permen,” jelas Ana sapaan akrabnya. Kemudian, perlu disadari bahwa anak bukanlah barang, yang jika dititipkan akan diam saja. Sehingga, orang tua juga harus menjalin kedekatan dengan pengasuhnya. Jika orang tua dekat secara emosional dengan pengasuh, harapannya pengasuh juga akan dekat secara emosional dengan anak. “Anak ini bukan barang, yang dititipkan, bayar, dan selesai. Jelas tidak. Kedekatan dengan pengasuh harus dijalin. Anak kan kadang manis, atau kadang rewel, nah makanya perlu menjalin kedekatan emosional dengan pengasuhnya,” ungkap Ana. Selanjutnya, terkait kebutuhan, anak pasti butuh makan, popok, ganti baju, susu, dan lain sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan ini yang juga harus disiapkan oleh orang tua. “Kebutuhannya harus disertakan. Jangan hanya menitipkan anaknya saja. Misalnya bajunya basah, baju ganti, ya harus disediakan. Jangan hanya pasrah saja,” bebernya. Orang tua juga harus mengerti konsekuensi, anak yang diasuh oleh orang tuanya sepanjang hari dan anak yang diasuh oleh kakek, nenek, saudara, pengasuh dan tempat penitipan. Tetap ada efek atau dampak yang pasti akan timbul. “Tentunya, ada dampaknya. Ada positif dan negatifnya. Positifnya anak akan lebih mandiri. Misalnya mau mengambil sesuatu, diminta untuk mengambil sendiri oleh pengasuhnya. Karena segan, akhirnya anak ambil sendiri. Beda jika dengan diasuh orang tua, karena anak secara emosional dekat dengan orang tua, justru apa-apa minta ke orang tua. Anak tentunya jadi lebih manja,” bebernya. Kemudian, efek negatifnya, perhatian dan kedekatan dengan anak jadi kurang. Namun, ini bisa disiasati dengan setelah pulang kerja, orang tua bisa memberikan waktu dan perhatian sepenuhnya untuk anak. kwl/nik Reporter Iwan Kawul – Kehadiran orang tua menjadi hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang sang buah hatinya. Sayangnya, tuntutan pekerjaan bisa membuat orang tua super sibuk dan jarang bisa menghabiskan banyak waktu bersama anak. Bahkan sampai untuk mengasuhnya. Ada cara jitu supaya tumbuh kembang anak tetap terjaga, namun  dapur tetap bisa “ngebul“. Zaman memang sudah berbeda. Orang tua harus cerdas dengan selalu mempelajari ilmu parenting di era seperti saat ini, sehingga tahu bagaimana cara mendidik yang tepat. Sibuk bekerja bukan berarti orang tua harus menggadaikan kebersamaan dengan anak. Orang tua harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dengan aktivitas bersama anak. Biasanya, jika kedua orang tua sibuk bekerja, anak akan dititipkan ke kakek-nenek, saudara, pengasuh, atau ke tempat penitipan anak. Ada tips yang setidaknya bisa dilakukan orang tua untuk tetap mengasuh anaknya dengan baik. “Dipastikan dulu jika orang tua bekerja anak harus dititipkan kepada orang yang dipercaya. Kata kuncinya orang yang dapat dipercaya, entah kakek, nenek, saudara, pengasuh, atau tempat penitipan,” papar psikolog anak sekaligus Kaprodi Pendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Sebelas Maret UNS Anayanti Rahmawati. Sebelum memutuskan memilih orang yang dipercaya untuk mengasuh anak, pastikan juga pengasuh juga bisa diajak kerja sama. Seperti soal makanan, apa yang boleh, dan tidak boleh dimakan. “Pengasuh harus dapat diajak kerja sama. Misalnya sudah ada aturan anak tidak boleh makan permen. Nah, itu pengasuhnya juga harus bisa diajak kerja sama supaya anak tidak makan permen,” jelas Ana sapaan akrabnya. Kemudian, perlu disadari bahwa anak bukanlah barang, yang jika dititipkan akan diam saja. Sehingga, orang tua juga harus menjalin kedekatan dengan pengasuhnya. Jika orang tua dekat secara emosional dengan pengasuh, harapannya pengasuh juga akan dekat secara emosional dengan anak. “Anak ini bukan barang, yang dititipkan, bayar, dan selesai. Jelas tidak. Kedekatan dengan pengasuh harus dijalin. Anak kan kadang manis, atau kadang rewel, nah makanya perlu menjalin kedekatan emosional dengan pengasuhnya,” ungkap Ana. Selanjutnya, terkait kebutuhan, anak pasti butuh makan, popok, ganti baju, susu, dan lain sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan ini yang juga harus disiapkan oleh orang tua. “Kebutuhannya harus disertakan. Jangan hanya menitipkan anaknya saja. Misalnya bajunya basah, baju ganti, ya harus disediakan. Jangan hanya pasrah saja,” bebernya. Orang tua juga harus mengerti konsekuensi, anak yang diasuh oleh orang tuanya sepanjang hari dan anak yang diasuh oleh kakek, nenek, saudara, pengasuh dan tempat penitipan. Tetap ada efek atau dampak yang pasti akan timbul. “Tentunya, ada dampaknya. Ada positif dan negatifnya. Positifnya anak akan lebih mandiri. Misalnya mau mengambil sesuatu, diminta untuk mengambil sendiri oleh pengasuhnya. Karena segan, akhirnya anak ambil sendiri. Beda jika dengan diasuh orang tua, karena anak secara emosional dekat dengan orang tua, justru apa-apa minta ke orang tua. Anak tentunya jadi lebih manja,” bebernya. Kemudian, efek negatifnya, perhatian dan kedekatan dengan anak jadi kurang. Namun, ini bisa disiasati dengan setelah pulang kerja, orang tua bisa memberikan waktu dan perhatian sepenuhnya untuk anak. kwl/nik Reporter Iwan Kawul
QWDd.